HAKIKAT
MATEMATIKA
Oleh
Intan Cahyaningrum 1102329
PENGERTIAN MATEMATIKA
Abraham S. Lunchins dan Edith N. Lunchins (1973) : “In short, the question what is mathematics?
May be answered difficulty depending on when the question is answered, who
answered it, and what is regarded as being included in mathematics.”
Istilah mathematics (Inggris), mathematic (Jerman),
mathematique (Perancis), matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau
mathematic/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani,
mathematike, yang berarti “relating to
learning”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science).
Perkataan mathematic berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang
serupa, yaitu mathanein yang
mengandung arti belajar (berpikir).
Berdasarkan etimologis (Elea Tinggih, 1972:5)
perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.
Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran,
akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio
(penelaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau
eksperimen di samping penalaran. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran
manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran (Ruseffendi ET,
1980:148). Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris, karena
matematika sebagai aktivitas manusia kemudian pengalaman itu diproses dalam
dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam
struktur kognitif sehingga sampailah pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep
matematika.
Agar konsep-konsep matematika yang telah terbentuk
itu dapat dipahami orang lain dan dapat dengan mudah dimanipulasi secara tepat,
maka digunakan notasi dan istilah yang cermat yang disepakati bersama secara
global (universal) yang dikenal dengan bahasa matematika.
Ada beberapa definisi dari beberapa
para ahli mengenai matematika, diantaranya seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang
menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Di pihak lain, Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh
hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan
sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan”.
Ada
pula kelompok matematikawan yang berpendapat bahwa matematika adalah ilmu yang
dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu, matematika
itu adalah ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan sendiri. Ada atau tidak
adanya matematika, bukanlah urusannya. Menurut pendapatnya, matematika itu
adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat,
abstrak, ketat, dan sebagainya.
Lain halnya dengan Russefendi (1988 : 23)
yang mengatakan bahwa matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak
didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana
dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah
matematika sering disebut ilmu deduktif.
James dan
James (1976) menyatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam
tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Tetapi ada juga
pendapat yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu
aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup teori
bilangan dan statistika.
Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan
bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis,
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan
cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih
berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Reys, dkk. (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa
matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola
berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.
Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pula,
bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena
dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu amnesia
dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
Matematika jauh dari hanya sekadar bahasa dan sarana
berpikir. Yang jelas, matematika mencakup bahasa, bahasa khusus yang disebut
bahasa matematika. Dengan matematika kita dapat berlatih berpikir secara logis,
dan dengan matematika ilmu pengetahuan lainnya bisa berkembang dengan cepat.
MATEMATIKA SEBAGAI ILMU DEDUKTIF
Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif berarti
proses pengerjaan matematik harus bersifat deduktif. Matematika tidak menerima
generalisasi berdasarkan pengamatan (induktif), tetapi harus berdasarkan pembuktian
deduktif. Meskipun demikian untuk membantu pemikiran, pada tahap-tahap
permulaan seringkali kita memerlukan bantuan contoh-contoh khusus atau
ilustrasi geometris.
Baik isi maupun metode mencari kebenaran dalam
matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam apalagi dengan ilmu pengetahuan
umumnya. Metode mencari kebenaran yang
dipakai matematika adalah ilmu deduktif, sedangkan oleh ilmu pen getahuan alam
adalah metode indukstif atau eksperimen. Namun dalam matematika mencari
kebenaran itu bisa dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi
yang benar untuk semua keadaan harus bisa dibuktikan secara deduktif. Dalam
matematika, suatu generalisasi, sifat, teori atau dalil itu belum dapat
diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.
MATEMATIKA SEBAGAI ILMU TERSTRUKTUR
Matematika mempelajari tentang pola keteraturan,
tentang struktur yang terorganisasikan. Hal itu dimulai dari unsure-unsur yang
tidak terdefinisikan (undefined terms, basic terms, primitive terms), kemudian
pada unsure yang didefinisikan, ke aksioma/postulat, dan akhirnya pada teorema
(Ruseffendi, 1980:50). Konsep matematika tersusun secara hierarkis,
terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana
sampai pada konsep yang paling kompleks. Dalam matematika terdapat topic atau
konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topic atau konsep selanjutnya.
MATEMATIKA
SEBAGAI RATU DAN PELAYAN ILMU
Matematika sebagai ratu atau ibunya ilmu dimaksudkan
bahwa matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain.
Dengan kata lain. Banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan
pengembangannya tergantung dari matematika.
Dari kedudukan matematika sebagai ratu ilmu
pengetahuan, seperti yang telah diuraikan di atas, tersirat bahwa matematika
itu sebagai suatu ilmu berfungsi pula untuk melayani ilmu pengetahuan. Dengan
kata lain, matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu
ilmu, juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam pengembangan dan
operasionalnya.
MATEMATIKA ADALAH ILMU TENTANG POLA DAN HUBUNGAN
Matematika disebut sebagai ilmu
tentang pola karena pada matematika sering dicari keseragaman seperti
keterurutan, keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model
yang merupkan representasinya untuk membuat generalisasi.
Misal : Jumlah a bilangan genap selamanya sama dengan a2.
Contoh : a = 1 maka jumlahnya = 1 = 12.
Selanjutnya 1 dan 3 adalah
bilangan-bilangan ganjil jumlahnya adalah 4 = 22. Berikutnya 1, 3,
5,dan 7, maka jumlahnya adalah 16 = 42 dan seterusnya. Dari
contoh-contoh tersebut, maka dapat dibuat generalisasi yang berupa pola yaitu
jumlah a bilangan ganjil yang berurutan sama dengan a2.
Matematika disebut ilmu tentang
hubungan karena konsep matematika satu dengan lainnya saling berhubungan.
Misalnya : Antara persegi panjang
dengan balok, antara persegi dengan kubus, antara kerucut dengan lingkaran,
antara 5 x 6 = 30 dengan 30 : 5 = 6. Antara 102 = 100
dengan = 10. Demikian juga cabang matematika satu dengan lainnya saling
berhubungan seperti aritmatika, aljabar, geometri dan statistika, dan analisis.
MATEMATIKA MEMPERLIHATKAN SEMESTA PEMBICARAAN
Penyelesaian dalam matematika harus
disesuaikan dengan semesta pembicaraan. Simbol-simbol akan bermakna jika ruang
lingkup pembicaraanya jelas. Jika ruang lingkupnya bilangan, maka
dsimbol-simbol tersebut diartikan bilangan. Contoh : Penyelesaian persamaan diselesaikan
dengan memperhatikan semesta pembicaraan. Jika semesta pembicaraannya bilangan
riil, maka hasilnya adalah . Tetapi jika semesta pembicaraannya bilangan
bulat maka penyelesaiannya ‘himpunan kosong’.
MATEMATIKA KONSISTEN DENGAN SISTEMNYA
Dalam matematika banyak system yang
saling berkaitan satu sama lainnya dan ada juga yang tidak saling berkaitan.
Didalam masing-masing sistem berlaku konsistensi atau ketaatazasan, artinya
bahwa dalam system tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema ataupun
definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang diterapkan terlebih dahulu.
Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai kebenaran. Hal
ini menjadi masalah matematika harus konsisten terhadap hasilnya. Menurut
Soedjadi( 2000,65), bila diperhatikan satu per satu karakteristik matematika
tersebut, maka dapat dipahami bahwa matematika yang amat pusing dalam hidup
keseharian mereka baik kini maupun masa yang akan datang. Bila karakteristik
tersebut secara sadar dimanfaatkan sebagai wahana pendidikan jelas memiliki
edukasi yang dapat mengarahkan siwa untuk disiplin atau taat pada peraturan.
MATEMATIKA BERTUMPU PADA KESEPAKATAN
Kesepakatan dalam Matematika
merupakan ikatan yang mengikat untuk menghindari pembuktian yang berputar-putar
baik dalam pembuktian maupun dalam pendefinisian. Kesepakatan yang mendasar
adalah aksioma dan konsep primitive. Aksioma yang disebut juga potulat merupakan
pernyataan yang tidak perlu dibuktikan, sedangkan konsep primitive bertujuan
memberikan pengertian pangkal yang tidak seharusnya didefinisikan.
MATEMATIKA MEMILIKI SIMBOL YANG KOSONG DARI ARTI
Matematika memiliki banyak simbol,
baik huruf maupun bilangan. Model matematika x + y = z, belum tentu bermakna
atau berarti. Tidak selalu x, y, z berarti bilangan. Bilangan-bilangan yang
digunakan dalam pembelajaran pun bebas dari arti atau makna real. Makna
huruf dan operasi tergantung permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model
matematika. Bahkan tanda “+” tidak selalu berarti operasi tambah untuk dua
bilangan, tetapi bisa jadi operasi untuk vector, matriks dan lain-lain.
Secara umum, x + y = z masih kosong dari arti, tergantung permasalahannya.
Jadi, model atau symbol matematika sesungguhnya kosong dari arti. Ia akan
bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya dengan konteks tertentu. Secara umum,
hal ini pula yang membedakan symbol matematika dengan symbol bukan matematika.
Kosongnya arti dari model-model matematika itu merupakan “kekuatan” matematika,
yang dengan sifat tersebut ia bisa masuk pada berbagai macam bidang kehidupan.
Dalam
filsafat ilmu pengetahuan mempelajari esensi atau hakikat ilmu pengetahuan
tertentu secara rasional. Filsafat ilmu pengetahuan merupakan cabang filsafat
yang mempelajari teori pembagian ilmu, metode yang digunakan dalam ilmu,
tentang dasar kepastian dan jenis keterangan yang berkaitan dengan kebenaran
ilmu tertentu. Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat amat penting bagi
seluruh manusia di dunia ini. Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat
tidak pernah habis bila kita pelajari karena ilmu pengetahuan itu sangat luas.
Semua orang ingin menggali ilmu pengetahuan setinggi-tingginya untuk menambah
wawasan yang dikuasai. Pada zaman seperti sekarang, banyak jalan yang dapat
digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan selain dengan cara membaca seperti
semboyan yang mengatakan “banyak jalan menuju Roma”. Jadi, ilmu pengetahuan
sangat penting bagi semua orang untuk masa depan.
Filsafat
ilmu pengetahuan merupakan salah satu cabang yang mempersoalkan mengenai
masalah hakikat pengetahuan. Yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu ilmu
pengetahuan kefilsafatan yang secara khusus hendak memperoleh pengetahuan
tentang hakikat pengetahuan. Dalam filsafat ilmu dipelajari mengenai ilmu dan
matematika sebab, ilmu tanpa matematika tidak berkembang serta,
matematika tanpa ilmu tak ada keteraturan. Dengan pengetahuan manusia dapat
mengembangkan mengatasi kelangsungan hidupnya, memikirkan hal-hal yang baru dan
menjadikan manusia sebagai makhluk yang khas di muka bumi ini. Begitu erat
hubungan matematika dengan ilmu pengetahuan lainnya sehingga terkadang
matematika tersebut terdapat di semua bidang ilmu lainnya.
Matematika
memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak permasalahan
dan kegiatan dalam hidup kita yang harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu
matematika seperti menghitung, mengukur, dan lain-lain. Matematika adalah ilmu
universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
memajukan daya pikir serta analisa manusia. Peran matematika dewasa ini semakin
penting, karena banyaknya informasi yang disampaikan orang dalam bahasa
matematika seperti, tabel, grafik, diagram, persamaan dan lain-lain. Matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat
penting di berbagai bidang, termasuk ilmualam, teknik, kedokteran atau medis, ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Dengan
demikian, pendidikan matematika mampu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas yang ditandai memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Oleh karena itu mata
pelajaran matematika sangat perlu diajarkan kepada semua peserta didik mulai
dari taman kanak kanak. Namun kebanyakan orang ataupun guru mengajarkan
matematika tanpa pernah mengajarkan atau menjelaskan mengenai hakikat
matematika itu sendiri. Jadi siswa yang diajarkan juga kurang mengetahui
hakikat dari matematika tersebut.
Sumber:
Tim
MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. 2001. Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-Universitas Pendidikan
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan komentar ^_^